Pada saat berkarir atau sedang berkarir mungkin kita akan mencapai suatu titik dimana harus membuat pilihan apakah lebih baik bekerja di perusahaan besar atau di perusahaan kecil. Masing-masing memiliki kelebihan dan perlu dilakukan pertimbangan yang matang.
Saat dulu mencapai titik dimana harus membuat pilihan, saya menemukan sebuah pertanyaan bagus yang menjadi dasar pengambilan keputusan saya
Bila perusahaan dianalogikan sebuah kolam dan Anda ikan yang hidup di dalamnya. Mana lebih enak, menjadi ikan kecil di kolam besar, atau ikan besar di kolam kecil? Dalam hidup, kita memang harus memilih. Begitu pula dalam meniti karier. Kita akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit. Salah satunya, memilih menjadi ikan besar di kolam kecil (baca:jabatan tinggi di perusahaan kecil) atau menjadi ikan kecil di kolam besar (baca:jabatan rendah di perusahaan besar). Atau malah menjadi ikan besar di kolam besar. Yang pasti setiap pilihan memiliki tuntutan dan konsekuensi masing masing. Sebelum menentukan pilihan, hal-hal berikut bisa menjadi pertimbangan.
1. Gengsi
Mungkin saat ini Anda bekerja di perusahaan besar yang sudah sangat mapan. Berita baiknya,di mata “pasar” gengsi dan nilai Anda ikut terangkat. Anda bisa memperkenalkan jabatan Anda dengan percaya diri. Begitu juga dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar (pemasok, mitra, klien,dan lain-lain). Otomatis, bargaining power Anda juga lebih tinggi dibandingkan bila Anda bekerja di sebuah perusahaan kecil. Dengan keadaan seperti ini, Anda boleh berharap, suatu hari nanti akan dibajak perusahaan lain. Atau paling tidak, Anda tidak akan terlalu sulit mencari pekerjaan di tempat lain setelah keluar dari perusahaan tersebut. Sayang, gengsi tinggi belum tentu sejalan dengan gaji yang diterima. Bisa jadi setelah tengok kanan-kiri, ternyata gaji yang Anda terima di perusahaan besar setelah sekian tahun bekerja, lebih kecil daripada teman Anda yang bekerja di perusahaan kecil dengan jabatan serupa. Bila ini menjadi masalah, Anda bisa menjajaki peluang menjadi ikan besar di kolam kecil. Cari saja saat yang tepat dan perusahaan yang tepat. Lalu, coba melamar untuk posisi yang lebih tinggi dengan meminta gaji lebih tinggi pula.
2. Prosedur Perusahaan
Memang perusahaan besar yang mapan biasanya sudah menerapkan sistem dan prosedur standar yang baku dan teruji. Hal positifnya adalah hak, kewajiban dan tugas setiap karyawan jelas. Kita tinggal menjalani saja dan tidak dituntut untuk menciptakan sistem baru yang perlu trial dan error lagi. Demikian pula paket kompensasi (gaji, tunjangan dan jaminan lainnya) sudah terstruktur dengan baik dan dibuat mengikuti ketetapan pemerintah. Namun ada negatifnya juga bekerja di perusahaan mapan. Seringkali kita sulit untuk memelopori suatu perubahan. Bila Anda adalah seorang yang sangat kreatif dan berani mengambil terobosan-terobosan baru, rasanya Anda tidak akan terlalu bisa diakomodir oleh perusahaan semacam ini, kecuali Anda berada di posisi puncak.
3. Spesialis atau Serabutan
Di perusahaan besar dengan jumlah karyawan ratusan atau bahkan ribuan, setiap karyawan biasanya diarahkan untuk menjadi spesialis (sebagai lawan dari menjadi “si’serabutan” bila Anda bekerja di perusahaan kecil). Itu sebabnya, di perusahaan besar, Anda bisa menjadi sangat terampil di satu bidang tertentu setelah bekerja beberapa tahun. Sementara di perusahaan kecil, kadang kita dituntut untuk menangani beberapa jenis pekerjaan sehingga Anda bisa terampil dalam beberapa bidang sekaligus (itu pun jika Anda mau belajar banyak hal).
4. Kompetisi
Di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan, memang relatif lebih mudah. Si good performer akan mudah terlihat, sehingga jalan untuk dipromosikan lebih lapang. Sementara di perusahaan besar lebih berat karena jumlah pesaing lebih banyak. lni membuat kita kadang sulit “terlihat”. Persaingan ketat pun biasanya akan dibarengi dengan permainan politik di kantor. Nah, jika ada pihak pihak tertentu yang tidak menginginkan Anda mendapat promosi, ini bisa menjegal langkah Anda. Memang untuk menjadi ikan besar di kolam besar, kompetensi saja tidak cukup. Dibutuhkan juga kematangan berpolitik.
5. Mutasi
Enaknya bekerja di perusahaan besar adalah terbukanya peluang mutasi ke bagian lain, baik yang diinginkan atau tidak. Bila performa Anda tidak baik di suatu departemen, entah karena salah penempatan atau hal lain, Anda bisa dipindahkan ke departemen lain yang lebih sesuai dengan kompetensi Anda. Lalu, bila karier mentok di departemen tertentu karena atasan bergeming dari posisinya, padahal prestasi Anda diakui, peluang untuk dimutasi sekaligus promosi kejenjang lebih tinggi di departemen lain, masih terbuka. Dua hal ini jarang terjadi di perusahaan kecil, karena organisasinya memang sederhana. Anda pun tidak punya banyak pilihan. Bagaimana jika kita sudah menjadi ikan besar di kolam kecil? Yang pasti, ada satu tantangan yang bisa sangat menggairahkan, yaitu mengubah kolam yang kecil menjadi kolam besar! Pilihan mana yang lebih baik, kolam besar atau kolam kecil? Cuma Anda yang bisa memutuskan.
Mana yang lebih baik? Menjadi Ikan Besar di Kolam Kecil atau menjadi Ikan Kecil di Kolam Besar?
Kita ibaratkan Perusahaan adalah Kolam dan kita sebagai Ikan.
Bekerja di Perusahaan Kecil memaksa kita untuk Tumbuh dengan cepat. Job Description belum jelas atau kurangnya Pegawai bisa menjadi alasan dimana satu orang bisa diminta untuk melakukan berbagai hal ataupun multiple Job Description. Walaupun ini terasa mengambil keuntungan dari keluguan pegawai, menurut saya ini adalah kesempatan yang baik untuk tumbuh. Apalagi bagi Fresh Graduate yang Daya Tangkapnya masih cepat.
Turn Over pegawai besar dan kesempatan Promosi juga lebih terbuka. Dalam waktu beberapa bulan saja bisa seseorang diminta untuk menggantikan pegawai yang sudah resign. Dan jalur Komunikasi di perusahaan jauh lebih cepat karena orangnya hanya sedikit. Pemberian kenaikan Gaji dan Bonus juga lebih Royal sebagai usaha menjaga Karyawan tetap bertahan.
Tetapi disisi lain masih ada kemungkinan tidak stabilnya perusahaan. Bulan ini menerima Bonus besar, bulan berikutnya Gaji terpaksa dipotong karena Bisnis sedang kurang baik.
Berbeda dengan bekerja di perusahaan besar. Jika belum ada Training Map maka Pegawai diharapkan sudah membawa knowledge yang siap pakai. Job Description sudah sangat jelas, ini sangat bagus untuk stabilitas dan memastikan kita tidak diberi pekerjaan lebih. Turn Over lebih rendah yang menyebabkan kesempatan Promosi kecil (apalagi jika Perusahaan memiliki kebijakan untuk hiring External untuk posisi-posisi tinggi). Kenaikan Gaji dan Bonus tidak fexible, semuanya sudah menggunakan perhitungan yang matang karena kenaikan ini akan memperhitungkan peta bisnis, jumlah karyawan, dll. Dan ada masalah pada Jalur Komunikasi dimana Birokrasi panjang adalah hal yang harus kita biasakan.
Mungkin ada beberapa yang merasa sudah sangat mampu untuk bekerja di perusahaan besar dan saya hargai pendapat tersebut. Kondisi akhir yang ideal adalah mencapai posisi yang tinggi di perusahaan yang besar. Tetapi mencapai posisi tersebut tidak bisa dengan Instant, saya mengenal beberapa orang yang berada di posisi tinggi di suatu perusahaan besar setelah bekerja secara Loyal disana selama 15-20 tahun.
Saran saya adalah memulai karir di perusahaan kecil yang memiliki karir path yang baik (jangan perusahaan keluarga dengan kecenderungan nepotisme). Usahakan untuk dapat cepat bersinar dan dipromosikan ke posisi managerial. Setelah itu baru mulai mencari-cari pekerjaan di perusahaan besar. Atau dengan kata lain Tumbuhlah menjadi Ikan Besar di Kolam yang kecil lalu saat anda sudah mulai terlihat tidak lagi dapat berkembang, mulailah mencari Kolam yang lebih besar
Tentunya ini bukan harga mati untuk sukses. Yang terpenting dimana pun anda bekerja berikan komitmen 100% dan buatlah prestasi anda diperhatikan.
Galih dan Ratna van blok tempe
MANAJEMENPEMBEBAS.WORDPRESS.COM
#LingkunganPembebas Anak Cucuku, Aku Tinggalkan Air Sebagai Sumber Kehidupan Dan Sarana Penghidupan
#LingkunganPembebas Anak Cucuku, Aku Tinggalkan Air Sebagai Sumber Kehidupan Dan Sarana Penghidupan
- Suka
- Balas
- Hapus Pratinjau
- 4 jam
- AktifSiti Komariah SitkomDjadja Sardjana sanes Ani dan Rhoma?
- Suka
- Balas
- 1 jam
- AktifDjadja SardjanaAni mengapa kau tegahttps://dosenindonesia.wordpress.com/…/kewirausahaanpe…/DOSENINDONESIA.WORDPRESS.COMBerpikir Perubahan, Resiko Karet Pengikat Rambut Dan Kolaborasi Gun N’ Roses Dengan Oma IramaBerpikir Perubahan, Resiko Karet Pengikat Rambut Dan Kolaborasi Gun N’ Roses Dengan Oma Irama
- Suka
- Balas
- Hapus Pratinjau
- 37 menit
- AktifSiti Komariah SitkomDjadja Sardjana cai d Singaparna mah msh bersih pa
- Suka
- Balas
- 30 menit
- AktifDjadja SardjanaEntong diical lebar… Abdi malih hoyong ngalih ka Tanjaknangsi Pagerageng Tasikmalaya jabar kumargi infrastruktur Ipoleksosbud Hankam sudah meratahttps://www.youtube.com/watch?v=yRXIPBlbOko&t=24s…YOUTUBE.COMNgabedahkeun balong di Pagerageung Tasikmalaya Jawa Barat 25 Desember 2021Ngabedahkeun balong di Pagerageung Tasikmalaya Jawa Barat 25 Desember 2021
- Suka
- Balas
- Hapus Pratinjau
- 16 menit
- AktifSiti Komariah SitkomDjadja Sardjana duh eta waas ngabedahkeun. Muhun ieu teh leubar saleresna mah. Mung Aya ngeceng d bandung pa, hoyong dialihkeun anu d sisi jalan na. Ningal jodona we, hehehe
- Suka
- Balas
- 5 menit
- AktifDjadja SardjanaPilihan hidup kita bisa jadi “ikan kecil di kolam besar” atau “ikan besar di kolam kecil”, idealnya memang “ikan besar di kolam besar” https://dosenindonesia.wordpress.com/…/percakapan…/DOSENINDONESIA.WORDPRESS.COMPercakapan Seorang Dosen Dengan Mahasiswanya Yang Ingin Menjadi PendidikPercakapan Seorang Dosen Dengan Mahasiswanya Yang Ingin Menjadi Pendidik
- Suka
- Balas
- 2 menit