Kebahagiaan seorang kakek dan nenek pada milad pernikahan yang sudah lebih dari 60 tahun adalah ketika dikelilingi oleh cucu-cucunya yang tadinya mereka lihat anak-anak yang lucu. Sekarang cucunya sudah besar dari yang baru masuk perguruan tinggi, sedang kuliah sampai yang sudah menikah dan bekerja 😊👍
Bagi banyak kakek-nenek, melihat anak dari anaknya sendiri bisa menjadi pengalaman yang sangat berharga dan memuaskan. Hal ini sering kali memberi mereka rasa gembira, bangga, dan perasaan kesinambungan serta hubungan dengan garis keturunan keluarga mereka.
Tak mudah dipahami memang! Kasih sayang tercurah lebih banyak pada cucu, daripada mama, alias anaknya sendiri. Berikan terutama nenek sedikit kebahagiaan, meski ada ketidaksesuaian pola asuh mama.
Dalam beberapa hal, kakek dan nenek ingin memanjakan cucu, semisal memberi tambahan uang jajan yang telah diberikan mama. Padahal, uang jajan mama tak lebih dimaksudkan agar anak tak membeli apa-apa yang merugikan.
Kakek Nenek juga terkadang, tak suka bila cucunya dihukum karena kesalahannya, terlebih saat papa mamanya memarahi cucunya. Dipengaruhi masa muda kakek nenek, saat mama dari cucu, menjadi anaknya. Bisa jadi, merupakan penebus dosa atas perlakuan kakek nenek yang dulu sering marah dan memukul, dan itu tak ingin diderita cucunya. Kemarahan mama terhadap cucunya seolah memutar ingatan masa lalu kakek nenek.
Berikut adalah beberapa perasaan dan pengalaman umum yang mungkin dialami kakek-nenek ketika mereka melihat anak dari anaknya:
Sukacita dan Kebahagiaan: Kakek dan nenek sering kali merasakan kegembiraan dan kebahagiaan yang luar biasa saat melihat cucunya. Kehadiran anak kecil dapat menghadirkan rasa vitalitas dan energi dalam kehidupan mereka.
Kebanggaan: Kakek dan nenek mungkin akan merasa sangat bangga melihat cucunya tumbuh dan berkembang. Mereka mungkin bangga dengan pencapaian, pencapaian, dan kepribadian unik mereka.
Cinta dan Kasih Sayang: Kakek-nenek biasanya memiliki ikatan khusus dengan cucu-cucunya, yang ditandai dengan cinta dan kasih sayang yang mendalam. Mereka mungkin merasakan keinginan yang kuat untuk mengasuh dan menghidupi cucunya dengan berbagai cara.
Rasa Warisan: Melihat anak-anak mereka dapat memberikan rasa warisan dan kesinambungan kepada kakek-nenek. Ini bisa menjadi pengingat bahwa keluarga mereka akan terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Nostalgia: Bagi sebagian kakek-nenek, melihat cucu-cucu mereka mungkin membangkitkan perasaan nostalgia ketika mereka mengingat pengalaman mereka sendiri membesarkan anak-anak. Ini bisa menjadi pengingat pahit akan berlalunya waktu.
Tujuan yang Diperbaharui: Cucu dapat memberi kakek dan nenek perasaan baru akan tujuan dan makna hidup mereka. Mereka mungkin merasa bertanggung jawab untuk mewariskan kearifan, nilai-nilai, dan tradisi kepada generasi muda.
Keceriaan dan Kegembiraan: Kakek-nenek sering kali menikmati kesempatan untuk bermain, tertawa, dan bersenang-senang dengan cucu-cucu mereka. Ini bisa menjadi kesempatan untuk melepaskan tanggung jawab dan menikmati kesenangan sederhana di masa kanak-kanak.
Saat ini orangtua (Kakek dan Nenek Riris, Firman dan Tina) lebih memilih tinggal dirumah sendiri daripada bersama anak/cucu dengan alasan :
- Lebih nyaman di rumah tinggal yang telah dihuni sejak menikah. Tinggal di rumah anak meski lebih bagus atau mewah, tidak krasan
- Lebih bebas, tidak terikat, mau apa saja merasa merdeka, meskipun di rumah anak juga dibiarkan bebas, tapi tidak senyaman di rumah sendiri.
- Tidak suka menjadi beban anak cucu, sepanjang masih mampu, bahkan jika mungkin dapat membantu mereka.
Secara keseluruhan, pengalaman melihat cucu mereka dapat menjadi sumber kebahagiaan dan kepuasan yang besar bagi banyak kakek-nenek. Hal ini memungkinkan mereka untuk membentuk hubungan khusus dengan cucu-cucu mereka dan memainkan peran unik dalam kehidupan mereka.