Kategori
Amerika Canda Film Filosofi Inspirasi Islam Liputan Palestina Politik Tokoh

Dia pecundang, dia tidak pernah mempertahankan pekerjaan…dia bahkan gagal dalam semua wawancara untuk menjadi tameng manusia!” – Yousef Bassem

Dia pecundang, dia tidak pernah mempertahankan pekerjaan…dia bahkan gagal dalam semua wawancara untuk menjadi tameng manusia!” – Yousef Bassem

Pernyataan yang sangat bersahaja dari seorang  komedian, layak mendapat tepuk tangan meriah jika Anda bertanya kepada saya.

Bassem Raafat Mohamed Youssef ( bahasa Arab : باسم رأفت محمد يوسف , pengucapan bahasa Arab Mesir: [ˈbæːsem ˈɾɑʔfɑt mæˈħæmmæd ˈjuːsef] ; lahir 22 Maret 1974) adalah seorang komedian Mesir, pembawa acara televisi, dan ahli bedah.  Memulai karirnya dengan The B+ Show (2011), yang terinspirasi oleh pengalamannya selama Revolusi Mesir 2011 , ia kemudian menjadi terkenal sebagai pembawa acara El Bernameg (2011–2014), sebuah acara komedi satir fokus pada politik Mesir . Pada tahun 2015, Youssef menjadi pembawa acara Penghargaan Emmy Internasional ke-43 di New York City.

Pada tahun 2013, Youssef dinobatkan sebagai salah satu dari ” 100 orang paling berpengaruh di dunia ” oleh majalah Time dan salah satu dari 100 Pemikir Global Terkemuka versi majalah Foreign Policy . Kehidupan dan kariernya diprofilkan dalam film dokumenter Amerika tahun 2017 Tickling Giants , dan dia juga menulis Revolution For Dummies pada tahun yang sama. Pada tahun 2023, Youssef menarik perhatian media internasional setelah terlibat dalam wawancara virtual di Piers Morgan Uncensored , di mana ia berbicara—sering kali secara satir—tentang serangan Hamas terhadap Israel pada tahun 2023 dan konflik Israel-Palestina yang lebih luas.

Youssef lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Kairo , jurusan bedah kardiotoraks , pada tahun 1998. Ia lulus Ujian Lisensi Medis Amerika Serikat dan telah menjadi anggota Royal College of Surgeons (MRCS) sejak Februari 2007. Ia berpraktik sebagai ahli bedah kardiotoraks di Mesir selama 13 tahun, hingga beralih ke komedi dan sindiran politik. Ia juga menerima pelatihan transplantasi jantung dan paru-paru di Jerman , setelah itu ia menghabiskan satu setengah tahun di Amerika Serikat bekerja di sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan medis yang berkaitan dengan bedah kardiotoraks. Pada Januari 2011, Youssef membantu korban luka di Lapangan Tahrir selama revolusi Mesir .  Youssef dipuji keahliannya di bidang operasi jantung yang membuatnya menjadi “orang yang bekerja lebih keras, kutu buku, dan perfeksionis”.

Kategori
Bandung Filosofi Indonesia Inspirasi Kebijakan Kesehatan Leadership Pahlawan Pribadi Sejarah Tokoh

Presiden ke-3 RI BJ Habibie tutup usia setelah sepekan dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 11 September 2019

“Dulu saya takut sekali mati, tapi sekarang tidak karena yang pertama menemui saya adalah Ainun.”
– Prof. Dr BJ Habibie, presiden ketiga Republik Indonesia



Presiden ke-3 RI BJ Habibie tutup usia setelah sepekan dirawat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/9). Bapak Teknologi Indonesia ini meninggal di usia 83 tahun.



Sepanjang hidupnya, Habibie dikenal telah menelurkan puluhan inovasi di bidang teknologi Aeronautical. Tak hanya itu, ahli penerbangan ini juga terkenal sebagai sosok jenius yang romantis.



Habibie juga merupakan tokoh yang dikenal oleh lintas generasi. Meski ia sudah tiada, kata-kata mutiara yang diucapkan Habibie akan terus dikenang oleh generasi-generasi penerusnya.



Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata disamping pusara istrinya tercinta, Hasri Ainun Habibie. Ribuan orang menghadiri pemakaman presiden ketiga Republik Indonesia yang sangat dicintai dan dihormati oleh rakyat Indonesia dan dunia.

Ia meninggal karena sakit yang dideritanya dan dirawat intensif sejak 1 September 2019.

Sebelum berpulang, Habibie ditangani 44 dokter yang tergabung dalam tim dokter kepresidenan. Mereka adalah para dokter spesialis dari berbagai bidang, dari ahli jantung hingga otak.



Kondisi Habibie memang dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2014, Habibie dirawat di rumah sakit RSPAD Gatot Soebroto. Sebelum dipindahkan, ia sempat dirawat di Rumah Sakit Borromeus, di Kota Bandung.




Diduga, Habibie kelelahan. Sehari sebelum dirawat, Habibie menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Kalla di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Pada 2016, Habibie kembali dirawat di RSPAD. Saat itu, Habibie didiagnosa mengalami infeksi bakteri.



Akibatnya, suhu tubuh Habibie sempat mengalami demam selama beberapa hari.

Dua tahun setelahnya, yakni pada 2018, Habibie kembali menjalani perawatan karena kondisinya menurun.



Saat itu, dikabarkan ia kelelahan setelah melakukan kegiatan di berbagai kota di Indonesia.
Di tahun yang sama, ia juga sempat dirawat di Jerman karena mengalami kebocoran klep jantung