Kategori
Ibadah Inspirasi Islam Kebijakan Masjid Pemikiran Pribadi Sejarah Wisata

Pengalaman singkat sholat Maghrib di Masjid Gede Kauman Yogyakarta adalah kekayaan dan keragaman budaya Islam

Pengalaman singkat sholat Maghrib di Masjid Gede Kauman Yogyakarta adalah kekayaan dan keragaman budaya Islam yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Masjid yang terletak dekat istana Kerajaan Ngayogyakarta ini menjadi saksi bisu sejarah peradaban Islam yang bisa bergerak serasi dengan budaya lokal dan nasional.

Masjid Gede Kauman is located in Yogyakarta Masjid Gede Kauman
Lokasi di Yogyakarta
Informasi umum
Letak
Indonesia Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Koordinat geografi
7.803951°S 110.362617°E
Afiliasi agama
Islam
Deskripsi arsitektur
Arsitek
Kyai Wiryokusumo
Jenis arsitektur
Masjid
Gaya arsitektur
Tajug lambang teplok
Rampung
1773
Spesifikasi
Kubah
0
Menara
0
Logo Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.png Cagar budaya Indonesia
Masjid Gede Kauman
Kategori
Bangunan
No. Regnas
RNCB.20111017.02.000201
Lokasi
keberadaan
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tanggal SK
2011
Pemilik
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Pengelola
Kawedanan Pengulon
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya

Sejarah
Masjid Gede Kauman dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat (penghulu kraton pertama) dan Kyai Wiryokusumo sebagai arsiteknya. Masjid ini dibangun pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Rabi’ulakhir 1187 H.

Arsitektur
Kompleks Mesjid Gede Kauman dikelilingi oleh suatu dinding yang tinggi. Pintu utama kompleks terdapat di sisi timur dengan konstruksi semar tinandu. Arsitektur bangunan induk berbentuk tajug persegi tertutup dengan atap bertumpang tiga. Untuk masuk ke dalam terdapat pintu utama di sisi timur dan utara. Di sisi dalam bagian barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, mihrab (tempat imam memimpin ibadah), dan sebuah bangunan mirip sangkar yang disebut maksura. Pada zamannya (untuk alasan keamanan) di tempat ini sultan melakukan ibadah. Serambi masjid berbentuk limas persegi panjang terbuka.

Lantai ruang utama dibuat lebih tinggi dari serambi masjid dan lantai serambi sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan halaman masjid. Di sisi utara-timur-selatan serambi terdapat kolam kecil. Pada zaman dahulu kolam ini berfungsi untuk mencuci kaki orang yang hendak masuk masjid.

Oleh djadja

Seorang hamba Allah, ayah, suami, kepala rumah tangga (Commander In Chief), praktisi pendidikan, manajemen dan telematika yang mencoba merunduk di ladang ibadah

Tinggalkan komentar